Gonore atau kencing nanah merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae atau Gonococcus. Baik pria maupun wanita bisa terserang penyakit ini, dan umumnya bakteri Gonococcus akan ditemukan pada penis atau vagina orang yang terinfeksi.
Gonore paling sering menular melalui hubungan seksual. Penderita biasanya akan mulai mengalami gejalanya sekitar 10 atau 20 hari setelah terinfeksi. Selain itu, bayi juga bisa terinfeksi penyakit ini saat proses kelahiran apabila sang ibu mengidap gonore.
Namun, kamu tidak perlu khawatir penyakit ini menular melalui dudukan toilet, berbagi handuk, peralatan, kolam renang, ciuman, atau pelukan. Sebab, bakteri Neisseria gonorrhoeae tidak bisa bertahan hidup di luar tubuh manusia dalam waktu yang lama. Lalu, apa saja ciri-ciri atau gejala penyakit gonore? Berikut adalah penjelasan selengkapnya.
Gejala Penyakit Gonore
Dilansir dari situs hallosehat, gejala gonore biasanya baru bisa diketahui sekitar 14 hari setelah kamu terinfeksi. Sayangnya, penyakit ini sering kali hanya menunjukkan gejala ringan dan tidak begitu jelas sehingga penderita biasanya hanya menganggapnya sebagai infeksi kelamin. Bahkan, ada juga penderita gonore yang tidak menunjukkan gejala apa pun. Untuk itu, agar kamu bisa lebih waspada terhadap penyakit yang satu ini, kenali beberapa gejala penyakit gonore pada pria dan wanita berikut ini.
Gejala Penyakit Gonore pada Pria
Para pria umumnya tidak menyadari bahwa dirinya terserang gonore. Namun, gejala umum yang bisa dikenali adalah munculnya rasa nyeri atau panas saat buang air kecil. Setelah itu, penderita biasanya juga akan merasakan tanda-tanda lain seperti:
- Keluar cairan nanah dari penis. Cairan ini bisa berwarna putih, krem, kuning, atau kehijau-hijauan
- Frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering
- Bengkak dan nyeri pada testis
- Sakit tenggorokan terus menerus
Gejala Penyakit Gonore pada Wanita
Sama halnya dengan pria, wanita bisanya juga sulit mengidentifikasi gejala penyakit gonore. Sebab, gejala yang muncul memang memiliki kemiripan dengan gejala penyakit seksual lainnya. Berikut adalah beberapa gejala gonore yang dialami oleh wanita:
- Nyeri saat buang air kecil
- Keluar cairan nanah yang berbau dari vagina
- Frekuensi buang air kecil yang lebih sering
- Muncul bercak darah di luar siklus menstruasi
- Rasa nyeri saat berhubungan seksual
- Bengkak pada daerah vulva
- Rasa nyeri pada pinggul atau perut bagian bawah
- Demam
- Rasa terbakar atau panas di tenggorokan
Pengobatan Gonore
Gonore bisa diobati dan disembuhkan. Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segara periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Untuk mendeteksi gonore, dokter biasanya akan melakukan tes urine dan pengecekan pada organ kelamin untuk melihat adanya infeksi pada daerah tersebut. Jika pengujian laboratorium menunjukkan hasil yang positif, baru kemudian dokter melakukan pengobatan.
Adapun pengobatan yang umumnya diberikan untuk menangani gonore adalah pemberian antibiotik yang berupa tablet dan suntikan langsung. Agar pengobatan berjalan lancar, sangat dianjurkan untuk menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan, bahkan apabila kamu sudah merasa membaik. Setelah pengobatan awal, dokter biasanya akan memintamu melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan apabila bakteri gonore telah hilang sepenuhnya.
Namun apabila kamu ternyata resisten terhadap antibiotik, dokter biasanya akan memberikan pengobatan lanjutan yang perlu kamu jalani. Selain itu, karena penyakit ini merupakan penyakit menular, kemungkinan dokter juga akan menyarankan pasanganmu agar melakukan test yang sama untuk melihat adanya infeksi.
Bahaya Penyakit Gonore yang Tidak Segera Diobati
Pada pria, penyakit gonore yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan epididimis atau rasa sakit pada daerah penis yang pada akhirnya dapat menimbulkan infertilitas. Selain itu, gonore yang tidak segera diobati juga dapat menyebabkan masalah pada prostat dan luka pada uretra sehingga timbul rasa sakit saat buang air kecil.
Sedangkan pada wanita, gonore yang tidak segera diobati dapat menyebabkan penyakit radang panggul dan infeksi pada tuba fallopi. Jika terus dibiarkan, dampaknya bisa memicu kemandulan dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim.
Please login to join discussion